Contoh Makalah Pengembangan Pribadi



TUGAS KARYA TULIS

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Disusun Oleh :

Yeni Nur Ernaning

26

XII

SMPK ST ALBERTUS DAMPIT

2012 / 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul : “PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN''

Telah disahkan pada tanggal, ................Maret 2013.

Pembimbing 1                                                                                  Pembimbing II

YOYOK PRIOHATMOKO,SP.d                                               TUT WURI ANDAYANI,SP.d

NIP: 1702/YK                                                                              NIP:1550/YK

Mengetahui Kepala Sekolah SMPK

Drs.SY.SURYONO,S.H

                          NIP: 1002/YK

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menciptakan karya tulis yang berisikan tentang bagaimana cara mengembangkan pengembangan kepribadian dalam kehidupan.Dengan baik dan sukses.Ini semua berkat para pihak yang telah membantu kami adalah :

1.    Bapak Drs.SY.Surtono,S.H selaku Kepala Sekolah ST. ALBERTUS DAMPIT.

2.    Bapak Yoyok Priohatmoko,SP.d selaku guru B.Indonesia yang telah mendidik kami.

3.    Ibu Tut Wuri Andayani, SP.d selaku pembimbing 2 yang setia mendampingi kami.

4.    Para guru-guru yang telah mendukung kami.

5.    Teman-teman yang secara langsung maupun tidak langsung membantu terciptanya karya ini.

Kami berharap semua pihak dapat mendukung terciptanya karya tulis ini dan kami berharap karya tulis ini

bermanfaat untuk semua siswa SMPK ST ALBERTUS DAMPIT, serta bisa menjadi pedoman dalam kehidupan kita semua.

Kami juga minta maaf apabila karya tulis ini mempunyai kekurangan yang kurang baik dan kurang sempurna.

Dampit, 04 Maret 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN  

KATA PENGANTAR          

DAFTAR ISI             

BAB I PENDAHULUAN    

    Latar Belakang           
    Tujuan Dibuatnya Karya Tulis           
    Rumusan Masalah      

BAB II PEMBAHASAN     

    Pengertian Kepribadian         
    Pengembangan Kepribadian  
    Faktor Penghambat Kepribadian       
    Sikap dan Perilaku Positif dan Negatif dalam Kepribadian  
    Teknik Pengukuran Karakter Kepribadian    
    Memelihara dan Memupuk Rasa Percaya Diri Dalam Kepribadia    
    Mempertahankan Percaya Diri          

BAB III PENUTUP  

    Kesimpulan    
    Kritik dan Saran         

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Kami menuis karya tulis ini dengan judul; ''PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN'' karena kita bisa mengetahui makna, tujuan, dan bagaimana caranya langkah untuk menuju keberhasilan. Karya tulis ini akan membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang akan menjadikan kita mengerti apakah kunci dari kepribadian kita.

Dengan karya tulis ini, kita bisa mengetahui tahap-tahap apa yang harus kita lalui dan apakah yang harus kita lakukan.Selain itu karya tulis ini berisikan tentang sifat positif dan negatif yang harus kita tiru dan tinggalkan.

B.    TUJUAN DIBUATNYA KARYA TULIS

Ø    Untuk menambah pengetahuan tentang kepribadian.

Ø    Untuk mengetahui arti dari suatu kepribadian.

Ø    Untuk menambah nilai praktek Bahasa Indonesia.

Ø    Dan untuk mengetahui sikap positif dan negatif dalam pengembangan kepribadian.

C.    RUMUSAN MASALAH

1.    Pengertian kepribadian

2.    Perkembangan kepribadian

3.    Faktor-faktor penghambat kepribadian.

4.    Sikap dan perilaku yang positif dan negatif dalam kepribadian.

5.    Teknik pengukuran karakter kepribadian.

6.    Memelihara dan memupuk rasa percaya diri dalam kepribadian.

7.    Mempertahankan rasa percaya diri untuk kepribadian.

BAB II

PEMBAHASAN

1.    PENGERTIAN KEPRIBADIAN

Kepribadian adalah tentang diri pribadi seseorang secara keseluruhan. Kepribadian adalah suatu hal yang unik pada diri kita masing - masing. Kepribadian mempunyai sifat yang umum dan unik. Meskipun secara individu berbeda.

2.    PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN.

Perkembangan kepribadian merupakan hasil atau produk lingkungan sosial budaya, yang meliputi :

    Peran orang tua.
    Anggota keluarga.
    Sosial budaya.
    Dan pengaruh kemampuan motorik.

Sehingga ada fase-fase pengembangan kepribadian :

    Masa bayi
    Masa kanak-kanak
    Masa dewasa

3.    FAKTOR PENGHAMBAT KEPRIBADIAN

a)    Faktor dari dalam diri kita

    Tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas
    Kurangnya motivasi dalam hidup
    Faktor usia
    Memponyai problema
    Tidak percaya diri
    Kurang kreatif
    Tidak pernah bersyukur
    Mudah menyerah

b)    Faktor dari luar kita

    Faktor tradisi budaya
    Pengaruh pertambahan usia
    Pengaruh perkembangan zaman
    Pengaruh perubahan situasi yang tiba-tiba

4.    SIKAP DAN PERILAKU POSITIF DAN NEGATIF DALAM KEPRIBADIAN

1.    Sikap Positif

Merupakan wujud nyata dari intensitas perasaan yang memperhatikan hal – hal positif untuk menyatakan sifat yang positif, seseorang tidak hanya mengekspresikannya hanya melalui wajah, tetapi juga dengan cara berbicaranya, dan cara menghadapi masalah.

Usaha yang dapat dilakukan untuk menuju sikap positif adalah :

    Tumbuhkan pada diri sendiri suatu motif yang kuat.
    Selalu mengingatkan diri pada sesuatu yang positif akan diperoleh dari kebiasaan baru.
    Jangan biarkan perkecualian sebelum kebiasaan baru mengakar di kehidupan pribadi.
    Berlatih dan berlatih terus dalam setiap kesempatan, tanpa rasa jenuh dan bosan.

2.    Sikap Negatif

Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan seseorang pada kesulitan diri dan kegagalan, sikap ini bisa tercermin pada muka muram, sedih suara parau, penampilan diri yang tidak bersahabat, ketidak menyenangkan, dan tidak percaya diri.

Untuk menghilangkan sifat negatif adalah :

    Belajar mengenali sifat negatif diri.
    Selalu jujur kepad setiap orang.
    Mengakui sifay negatis yang sudah dilakukan.

5.    TEKNIK PENGUKURAN KARAKTER KEPRIBADIAN

Dengan cara melakukan :

a)    Teknik Perbandingan Fisik

    Teknik yang paing awal adalah yang masih menggunakan sikap terhadap objek tertentu.

b)    Teknik Psikologi

    Teknik yang tidak menggunakan perbandingan fisik yang dianggap terlalu rumit. Dasar teknik ini adalah bahwa evaluasi seseorang terhadap objek dapat diskalakan tanpa harus membuat perbandingan fisik.

c)    Teknik Skala Jarak Sosial

    Teknik ini dikembangkan dalam ilmu sosiologi : yaitu skala untuk mengukur ras sehingga dekat jarak sosial makin positif sikap seseorang terhadap ras yang dimaksud.

6.    MEMELIHARA DAN MEMUPUK RASA PERCAYA DIRI DALAM KEPRIBADIAN

Rasa pede yang telah tumbuh dalam diri kita pun harus dipelihara dan dipupuk, supaya meningkat dan memberi efek yang lebih besar. Memelihara dan memupuk berarti menjaga agar tetap eksim, modal yang kamu miliki adalah :

    Belajar bersyukur.
    Evaluasi diri secara objektif.
    Selalu semangat.
    Terus berekpresi.
    Tulis dan bacalah buku harianmu.

7.    MEMPERTAHANKAN RASA PERCAYA DIRI

Apa yang harus kita lakukan sepaya PD?

a)    Peduli Akan Penampilan

    Memperbaiki penampilanmu, tanpa maksud bahwa orang lain akan memujimu karena hal itu. Lakukan hal itu karena kamu tahu bahwa kamu harus mengeluarkan sisi terbaik dari diri kamu.

b)    Berikan Senyuman Tulus

    Berusahalah untuk tersenyum kepada semua orang sebagai uangkapan hati kamu yang paling dalam. Senyuman tulus adalah lambang percaya diri dan kode bahwa kamu adalah orang baik yang bisa menjadi teman yang baik.

c)    Perhatikan Orang Lain

    Mulai sekarang, berikan waktumu untuk menanyakan kepada teman atau orang sekitar kamu apa kabar mereka dan libatkan diri pada mereka.

d)    Jangan Ketinggalan Zaman

    Kamu perlu terus menginformasikan kepada dirimu tentang apa yang terjadi. Caranya ikuti berita di koran atau majalah atau televisi.

e)    Luaskan Pergaulan

    Jangan puas berada dilingkunganmu yang kecil. Jangan juga pilih – pilih teman dari segala kalangan, karena ini membuatmu menjadi percaya diri tanpa menjadi sombong.

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

    Kepribadian bukanlah hal yang sulit dipelajari dan dijalani. Karena kepribadian merupakan hal yang bisa tumbuh, dibangun dan diupayakan sehingga ada gaktor – faktor penghambat kepribadian, sikap positif dan negatif dalam kepribadian, teknik pengukuran karakter kepribadian, memupuk suatu rasa percaya diri dalam kepribadian.

B.    KRITIK DAN SARAN

    Harapan kami kepada para pembaca supaya dapat memberi sebuah kritikan atau saran terhadap karya tulis ini, karena karya tulis ini mempunyai suatu kelebihan dan kekurangan yang sifatnya mendidik atau membimbing.

DAFTAR PUSTAKA

Lina, Klara Sr.2010. Panduan Menjadi Remaja Percaya Diri.  Jakarta :  NOBEL

     EDUMEDIA.
[Read More...]


Contoh Makalah Peran Sains Dan Teknologi



PERAN SAINS DAN TEKNOLOGI
DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN

1.    Pendahuluan
Sains dan teknologi telah menuntun manusia menuju peradaban yang lebih maju dan merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan masyarakatnya. Pada era globalisasi sekarang ini, penguasaan sains dan teknologi merupakan indikator signifikan dalam percepatan pertumbuhan/pembangunan suatu bangsa. Upaya mengejar ketertinggalan sains dan teknologi bangsa-bangsa yang sedang membangun terhadap bangsa-bangsa yang sudah maju bukanlah suatu hal yang mudah karena kondisinya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai kebudayaan masyarakat setempat.

2.    Perkembangan Sains dan Teknologi
Sains sebagai proses ilmiah menurut Ritchie Calder (1955 : 37), dimulai ketika manusia mengamati sesuatu. Pengamatan tersebut disebabkan oleh adanya kontak manusia dengan dunia empiris yang menimbulkan berbagai macam permasalahan. Jadi proses kegiatan berfikir manusia dimulai ketika manusia menemukan masalah dan karena masalah ini berasal dari dunia emperis maka proses berpikir tersebut diarahkan pada pengamatan objek yang bersangkutan dengan dunia emperis pula.

Berdasarkan manusia manghadapi masalah ini maka Peursen (1976 : 18 – 19) membagi perkembangan kebudayaan manusia menjadi tiga tahap yaitu tahap mitis, tahap ontologis dan tahap fungsional. Yang dimaksud tahap mitis adalah sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan – kekuatan gaib disekitarnya seperti tercermin oleh mitologi – mitologi bangsa – bangsa primitif. Yang dimaksud dengan tahap ontologis adalah sikap manusia yang mulai mengambil jarak dengan objek disekitarnya serta mulai melakukan penelaahan – penelaahan terhadap objek tersebut. Sedangkan tahap fungsional adalah sikap manusia yang memfungsional pengetahuan hasil telaahnya tersebut bagi kepentingan dirinya.

Sains sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif mulai berkembang pada tahap ontologis. Pada tahap tersebut ilmu pengetahuan tidak lagi berpaling pada perasaan (intuisi) melainkan kepada pikiran yang berdasarkan penalaran (rasio). Teknologi sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat preskriptif mulai berkembang pada tahap fungsional. Pada tahap ini, pengetahuan yang didapat pada tahap ontologis mempunyai manfaat langsung pada kehidupan manusia.

Karena masalah yang dihadapinya adalah nyata maka sains mencari jawabannya pada dunia yang nyata pula. Einstein pernah berkata “Sains dimulai dengan fakta dan di akhiri dengan fakta. Apapun juga yang menjembatani antara keduanya” (Suriasumantri. 1984: 123). Maksud teori disini adalah suatu abstraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris. Secara rasional sains menyusun pengetahuan secara konsisten dan kumulatif, sedang secara empiris sains memisahkan antara pengetahuan yang sesuai dengan fakta dengan yang tidak.

Pendekatan rasional digabungkan dengan pendekatan emperis membentuk langkah – langkah yang disebut metode ilmah. Kerangka berfikir ilmiah yang berintikan proses logika – hipotesa – verifikasi ini pada dasarnya terdiri dari langkah – langkah : (1). Perumusan masalah, (2). Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis, (3). Perumusan hipotesis, (4). Pengujian hipotesis, dan (5). Penarikan kesimpulan (Suriasumantri, 1984: 128).

Penerjemahan hasil ilmiah bermuara pada preskripsi teknologi yang siap difungsikan pada sistem produksi. Sistem produksi yang paling banyak dipengaruhi oleh teknologi adalah industri dan berakibat adanya perubahan pada proses produksi di industri (Sasmojo. 1995 :1-2). Berdasarkan sejarah perkembangannya, tahap – tahap perkembangan teknologi secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam lima bagian (Mutis. 1994: 75 – 79), yaitu :
1.    Teknologi Handicraft
  • Tahap ini dianggap sebagai bentuk awal dari tahap manusia mengenal teknologi. Teknologi handicraft berkaitan dengan orang – orang yang menggunakan alat – alat tertentu dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, terutama yang lebih mengandalkan keterampilan tangan.

2.    Teknologi Mekanik
  • Tahap ini ditandai dengan dominasi teknologi yang berorientasi pada mesin. Ciri dominan dari teknologi mekanik adalah proses produksi sanggup menghasilkan barang – barang dalam jumlah banyak dan dengan model yang beragam. Masa ini dalam perkembangan sejarah dikenal dengan Revolusi Industri.

3.    Teknologi Produksi Masal
  • Pada tahap ini berkembang suatu cara baru untuk mengorganisasikan dan menjalankan mekanisasi melalui suatu proses yang berurutan dari bagian yang satu ke bagian yang lainnya. Yang mengenalkan produksi masal ini adalah Henry Ford dengan membangun pabrik di Detroit (AS) tahun 1905 – 1910.

4.    Teknologi Otomatis
  • Tahap ini sering disebut revolusi industri kedua. Dalam teknologi ini manusia tidak lagi menjalankan atau mengoperasikan mesin, peran manusia hanya mengendalikan (mengontrol) teknologi yang bersifat otomatis.

5.    Teknologi sibernetika (cybermetics)
  • Pada tahap ini segala sesuatu berjalan secara otomatis dan dikendalikan oleh komputer, bukan manusia. Dewasa ini komputer telah mendominasi teknologi modern dan sedang dikembangkan suatu expert system, yang dalam batas tertentu mampu mengambil alih peran para ahli.

3.    Karakteristik Sains dan Teknologi
Meskipun revolusi sains dalam sejarah dinyatakan terjadi sekitar 4 abad yang lalu, perkembangan teknologi yang secara sistematis bersumber pada sains baru mengambil bentuk nyata setelah revolusi industri, bahkan menurut para ahli baru setelah pertengahan abad ke – 19. Contohnya, penemuan mesin uap mendahului hampir satu abad pemahaman prinsip – prinsip termodinamika (Kartasasmita. 1996: 268).

Dari kacamata manusia sekarang perkembangan teknologi dimasa lalu sangat lambat. Dalam dua abad setelah revolusi industri, terjadi perubahan pada kehidupan manusia yang lebih jauh lebih besar dan berdampak luas dari pada perubahan manusia sebelumnya. Derap perubahan yang cepat itu disebabkan oleh kemajuan umat manusia yang dicerminkan oleh kemajuan teknologi yang makin bersandar pada sains.

Kemajuan dalam penguasaan sains meningkatkan kemajuan teknologi. Sebaliknya taraf penguasaan teknologi yang maju akan meningkatkan penguasaan sains lebih lanjut. Sains dan teknologi saling membutuhkan karena sains tanpa teknologi bagaikan pohon tak berbuah, sedang teknologi tanpa sains bagaikan pohon tak berakar (science without technology has no fruit, technology without science has no root) (Zen. 1981: 10). Dewasa ini kedua kata itu sudah diucapkan dalam “satu-nafas”, yaitu Iptek atau science and technology.

Ada dua pilar yang menopeng sains yaitu observasi dan konseptualisasi. Sains berhubungan dengan fakta dan bukan dengan pertimbangan nilai – nilai. Value judgements tidak terletak dalam wewenang sains. Sifat dari sains adalah bebas nilai, objektif, dan netral. Lain halnya dengan teknologi, sekalipun pada dasarnya netral, dalam situasi tertentu dapat tidak netral lagi karena mengandung potensi merusak dan potensi kekuasaan. Hal ini sangat wajar karena teknologi paling banyak diterapkan pada sistem produksi yang dipengaruhi oleh sistem ekonomi, politik, dan sosial – budaya. Disinilah pentingnya penerapan nilai – nilai moral pada sains dan teknologi yang merupakan wewenang dari teknologi, filsafat, dan agama. Hubungan antara sains dan teknologi membutuhkan moral – guidence (bimbingan moral). Science without religion is blind, and religion without science is lame  (Zen, 1981: 11).

Penciptaan sistem – sistem melalui teknologi dapat menghasilkan sistem – sistem yang memperbaiki tata kehidupan masyarakat, tetapi dapat pula menciptakan sistem – sistem yang justru mengganggu bahkan menghancurkan tata-kehidupan (Sasmojo, 1985: III-3). Penyelesaian suatu persoalan tersebut pada suatu waktu pasti akan menjadi persoalan utama yang membutuhkan suatu penyelesaian pula. Penyelesaian tersebut biasanya dilakukan dengan teknologi yang setingkat lebih tinggi. Fenomena dialektika perkembangan teknologi tersebut akan terulang lagi, demikian seterusnya. Oleh sebab itu dalam pengembangan teknologi, alternatif – alternatif teknologi seperti redudansi dan diversifikasi sangat penting untuk diterapkan (Alisjahbana, 1981: 23-27).

4.    Dinamika Masyarakat Terhadap Sains & Teknologi
Penemuan dan pembaharuan (invention and innovation) menyebabkan berkembangnya peradapan manusia. Kemajuan teknologi telah meningkatkan manusia ke taraf peradaban yang lebih tinggi. Selanjutnya peradaban yang lebih tinggi mendorong ditemukannya teknologi yang lebih canggih. Bangsa yang maju teknologinya dan kuat basis sainsnya mampunyai potensi berkembang dengan percepatan pembangunan yang lebih tinggi dibandingkan yang masih tertinggal. Hal ini dapat dilihat dari gejala makin jauhnya negara – negara maju meninggalkan negara – negara berkembang.

Toffler (1980) dalam bukunya The Third Wave menyatakan ada tiga gelombang peradaban manusia. Gelombang pertama (BC-1790) dinamakan masa peradaban pertanian, yaitu masa dimana budi daya utama manusia adalah teknologi pertanian. Gelombang kedua (1790 – 1970) dinamakan masa peradaban industri, dimana menuncaknya penghamburan sumber daya alam dan manusia. Gelombang ketiga (1970-2000) adalah masa peradaban informasi.

Sekarang ini peradaban modern sudah diidentikan dengan peradaban Barat. Ilmu pengetahuan dan teknologi modern berasal dari Barat. Peradaban industri dan informasi (industrial and information cilivization) sekarang ini adalah peradaban Barat. Negara – negara Asia yang baru maju, bisa maju karena belajar serta mengadopsi sains dan teknologi yang bersumber dari Barat. 

Dari sejarah kita mengetahui bahwa sains dan teknologi yang sekarang disinonimkan dengan peradaban Barat, tidak seluruhnya bersumber dari dunia Barat. Jauh sebelum sains dan teknologi menancap kuat di bumi Barat, bagian – bagian dunia lain seperti India dan Cina tersebut sekarang dinamakan pengetahuan dan teknologi tradisional. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, kemajuan yang gemilang tersebut seolah – olah berhenti. Dunia timur bagaikan air yang surut yang surut dan tak pernah naik lagi (Kartasasmitra, 1996: 270).

Mokyr (1990) melihat fenomena itu dari berbagai segi tetapi argumentasinya yang paling meyakinkan adalah pengaruh dari perkembangan perilaku yang mencerminkan perkembangan kebudayaan suatu masyarakat. Dalam hal ini, Mokyr menempatkan hirarki nilai (hierarchy of values) sebagai yang paling menentukan. Hirarki nilai tersebut mencerminkan sistem prioritas suatu masyarakat.

Bagaimana suatu masyarakat memberikan suatu penghargaan (valuation) terhadap suatu fungsi atau kegiatan menentukan ke arah mana upaya yang didahulukan dan penggunaan sumber daya yang diprioritaskan. Jenjang atau relative prestige ini berbeda pada berbagai masyarakat. Rendahnya penghargaan yang diberikan pada kegiatan ekonomi membawa akibat yang sangat tidak menguntungkan pada perkembangan kemajuan teknologi dalam masyrakatnya.

Salah satu faktor penyebab perubahan sistem dalam masyarakat adalah dari institusi yang amat penting dan dasar pengaruhnya yaitu negara atau kekuasaan politik. Institusi politik ini adalah juga wujud kebudayaan yang pada gilirannya sangat mempengaruhi wujud dan perkembangannya. Contohnya adalah kemunduran Cina yang berbarengan dengan tampilnya dinasti Ming yang bersifat sangat represif dan inward looking. Penyebab lain yang bersifar menghambat penyaluran bakat dan energi ke arah yang kreatif adalah sifat ketertutupan masyarakat serta pertentangan yang menyebabkan perpecahan.

Yang amat berpengaruh dalam pada perkembangan peradaban Barat adalah berkembangnya kreativitas dan inovasi melalui perkembangan demokrasi. Perkembangan sains dan teknologi yang pesat di dunia Barat berjalan bersamaan dengan perkembangan demokrasinya. Negara yang akhirnya menjadi paling kuat ekonomi dan teknologinya yaitu Amerika Serikat, dilahirkan diatas landasan demokrasi. Dari pengalaman sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa – bangsa di dunia dapat dilihat betapa eratnya kaitan antara demokrasi, kreativitas, dan kemajuan ekonomi (Kartasasmita, 1996: 268-273).

Dalam satu dekade yang lalu telah berkembang teori yang disebut Atlas Teknologi (technology atlas) yang menjelaskan bagaimana keberhasilan pemanfaatan suatu teknologi ditentukan oleh empat komponen yang kait-mengkait, dimana ketidakhadiran salah satu komponen saja akan menyebabkan sistem tidak dapat berfungsi dengan baik. Komponen – komponen dari Atlas Teknologi tersebut adalah (Astrid S. Susanto, 1991: 211) :

1.    Technoware (object-embodied technology)
  • Berkaitan dengan wujud peralatan seperti peralatan manual, peralatan elektronik, mesin – mesin, serta fasilitas lain yang terintregasi.
2.    Humanware (person-embodied technology)
  • Berkaitan dengan wujud kemampuan sumber daya manusia seperti kemampuan pemasangan, peroperasian, perbaikan, pemeliharaan, peningkatan, dan lain – lain.
3.    Orgaware (institution-embodied technology)
  • Berkaitan dengan wujud organisasi seperti keterkaitan hubungan individu, kolektif, departemental, industri, nasional, internasional, dan lain – lain.
4.    Infoware (document-embodied technology)
  • Berkaitan dengan wujud informasi seperti spesifikasi, ultilisasi, generalisasi, cara – cara memperoleh data dan informasi, serta kegiatan lainnya yang berkaitan dengan upaya menghasilkan suatu informasi yang akurat secara efektif dan efisien.
Dari Atlas Teknologi tersebut jelas terlihat bahwa unsur manusia sebagai pribadi maupun masyarakat sangat berpengaruh bahkan mendominasi efektifitas teknologi secara umum. Transformasi kebudayaan melalui teknologi adalah bagian dari proses modernisasi. Namun setiap upaya mengembangkan teknologi, harus sesuai dengan kondisi masyarakat tempat teknologi itu berkembang. Konflik kebudayaan karena upaya pengenalan teknologi yang asing bagi suatu masyarakat  adalah suatu hal yang wajar karena teknologi itu sendiri adalah wujud dari kebudayaan.

Model – model dari masyarakat yang sekarang sudah maju tidak mungkin kita contoh begitu saja. Koentjaraningrat (1974: 32 – 36) menguraikan bahwa suatu bangsa yang hendak mengintensifkan usaha pembangunan harus memiliki mentalitas pembangunan. Mentalitas pembangunan tersebut haruslah dilandasi :
  • Nilai budaya yang berorientasi ke depan, dan dengan demikian bersifat hemat   untuk bisa teliti memperhitungkan hidupnya di masa depan.
  • Nilai budaya yang berhasrat untuk mengekplorasi lingkungan alam dan kekuatan – kekuatan alam untuk mempertinggi kapasitas berinovasi.
  • Nilai budaya yang menilai tinggi hasil dari suatu karya manusia (achievement orientation).
  • Nilai budaya yang menilai tinggi usaha orang yang dapat mencapai hasil atas usahanya sendiri, percaya kepada diri sendiri, disiplin, dan berani bertanggungjawab.

5.    Peranan Sains dan Teknologi dalam Percepatan Pembangunan
Perkembangan teknologi mengandung peneertian adanya kenaikan dalam efesiensi teknis, yang dapat didefinisikan sebagai kemampuan memproduksi lebih banyak out – put dengan jumlah in – put yang sama atau memproduksi kwantitas out – put yang lebih sedikit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum perkembangan teknologi akan mengakibatkan peningkatan produktifitas tenaga kerja, produktifitas modal, maupun produktifitas total (Mutis, 1994: 79).

Teori pertumbuhan suatu bangsa pada tahap awalnya bertumpu pada peningkatan modal dan tenaga kerja sebagai sumber – sumber pertumbuhan. Setelah ditemukan bahwa dalam neraca pertumbuhan ada perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat penambahan modal dan angkatan kerja, disadari bahwa ada unsur lain yang mempengaruhi pertumbuhan. Perbedaan ini berkaitan dengan total factor produktivity (TFP), yang merupakan hasil dari penerapan teknologi dan peningkatan kwalitas sumber daya manusia (SDM). Atas dasar tersebut berkembanglah konsep tentang modal manusia (human caputal).

Solow (1957) berpendapat bahwa teknologi dapat dianggap sebagai faktor yang bersifat eksogen, yang datang begitu saja (dari luar sistem) ke dalam proses produksi. Menurut teori ini teknologi adalah pure public goods, teknologi bisa didapatkan tanpa harus bersaing (mengurangi ketersediaan) satu sama lain. Sedang sebagai non-excludable goods, manfaat teknologi tidak dapat dikhususkan hanya untuk satu negara saja. Dengan demikian pertumbuhan semua negara didunia akan konvergen dan akan mengakibatkan berkurangnya kesenjangan.

Ternyata konvergensi yang diharapkan itu tidak terjadi, yang terjadi justru kesenjangan yang makin melebar antara negara negara maju dan negara berkembang. Oleh sebab itu timbulan pola pikir lain yang dikembangkan oleh Romer (1990), yaitu pertumbuhan endogen. Inti pola pikir ini adalah bahwa pertumbuhan , kemajuan, dan dinamika ekonomis bersumber dari dalam, unsur dalam ini mewujudkan diri dalam efisiensi dan produktivitas masyarakat. Sumber pertumbuhannya adalah stok pengetahuan dan ide baru dalam perekonomian yang mendorong tumbuhnya daya cipta dan inisiatif yang diwujudkan dalam kegiatan inovatis dan produktif. Teori ini didasarkan pada beberapa premis pokok, antara lain pengenalan dan penemuan – penemuan bahwa pasar tidak sempurna dan adanya eksternalitas dalam perekonomian. Teknologi dan penemuan – penemuan baru memberikan eksternalitas bagi perekonomian.

Bangsa yang maju teknologinya dan kuat basis ilmu pengetahuannya mempunyai potensi berkembang dengan percepatan yang lebih tinggi dibandingkan yang masih tertinggal. Apabila pengetahuan baru dan ketrampilan terkandung dalam SDM, dan pembangunan ekonomi tergantung pada peningkatan sains, teknologi, dan cara – cara baru dalam proses produksi, maka keberhasilan pembangunan akan ditentukan oleh proses akumulasi kwalitas SDM (Becker, 1990).

Kemampuan sains dan teknologi yang menjadi indikator SDM sangat bergantung dari sistem pendidikan. Kemajuan Jepang yang begitu cepat sebelumnya adalah berkat modal SDM-nya yang dihasilkan oleh nilai – nilai hidup dalam masyarakat dan sistem pendidikan yang ketat. Oleh karena itu, masyarakat jepang cepat sekali dapat menyerap gagasan baru yang membawa kemajuan.

Untuk mencapai percepatan pembangunan bangsa Indonesia mengejar bangsa – bangsa lain yang telah maju diperlukan strategi pembangunan yang tepat. Strategi pembangunan itu, sains, teknologi, kebudayaan, dan pendidikan, merupakan unsur yang bertalian dan bersenyawa secara sinergis.

6.    Penutup
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kemajuan pembangunan suatu bangsa merupakan interaksi dari beberapa faktor. Penguasaan sains dan teknologi merupakan keharusan tetapi yang lebih urgent dari itu adalah pembentukan stuktur nilai budaya masyarakatnya sendiri. Oleh sebab itu, peningkatan Sumber Daya Manusia harus mendapat perhatian utama guna membenruk kebudayaan yang kondusif bagi penyerapan dan perkembangan sains dan teknologi. Untuk mencapai hasil yang optimal, perencanaan pembangunan haruslah bersifat komprehensif dengan memperhatikan dinamika masyarakat akibat pengaruh internal maupun eksternal.

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, Sutan Takdir. "Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Dunia
dan Indonesia", dalam Saswinadi Sasmojo et al. (ed.). Menerawang Masa Depan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni dalam Perkembangan Budaya Masyarakat
Bangsa Indonesia. Bandung: Penerbit ITB. 1991.

Calder, Ritchie. Science in Our Life. New York: New American Library. 1955.

Kartasasmita, Ginanjar. Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan
Pemerataan. Jakarta: CIDES. 1996.

Koentjaraningrat. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
1974.

Lefebvre, Louis A. & Elisabeth Levebvre (ed.). Management of Technology and
Regional Development in a Global Environment. London: Paul Chapman Publishing. 1995.

Mutis, Thoby & Vincent Gaspers. Nuansa Menuju Perbaikan Kualitas dan
Produktivitas. Jakarta : Penerbit Universitas Trisakti. 1994.

Peursen, C. A. Van. Strategi Kebudayaan. Jakarta: Kanisius. 1976.

Sasmojo, Saswinadi. Science, Teknologi, Masyarakat, dan Pembangunan. Diktat kuliah
SP-ITB (tidak diterbitkan). 1995.

Soedjatmoko. Dimensi Manusia dalam Pembangunan. Jakarta: LP3ES. 1983.

Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar
Harapan. 1984.

Toffler, Alvin. The Third Wave. New York: William Morrow & Company. 1980.

Zen, M. T. (ed.). Sains, Teknologi, dan Hari Depan Manusia. Jakarta: PT Gramedia.
1981.

[Read More...]


Contoh LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI [Prakerin]



Contoh LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI [Prakerin] -  Berikut ini adalah contoh LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI [Prakerin]

LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI BALAI DESA WAJAK
Alamat : Jl. Panglima Sudirman 167 Wajak



Kompetensi Keahlian : ADMINITRASI PERKANTORAN
Disusun Oleh :
1.      AITIK K.H XI APK 1 No. Induk
2.      DEPI MURNIATI XI APOK 1

PERKUMPULAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
(PPLP DASAR DAN MENENGAH – PGRI)

SMK PGRI DAMPIT
Bidang studi Keahlian : BESMEN Program Keahlian : ADMINITRASI
Kompetensi Keahlian : ADMINITRASI PERKANTORAN
STATUS : TERAKREDITASI B
Jl. Malwopati 09 Kec. DAMPIT Kab. MALANG Telp. (0341) 898 471

 ___________________________________________________________________________________
Format 2 Lembar Pengesahan Sekolah

LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
TENTANG LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI BALAI DESA WAJAK
Alamat : Jl. Panglima Sudirman 167 Wajak


Tanggal Pelaksanaan : ………………………………………………..………..




Disetujui :

Tanggal : …………………………………………….

Oleh :


Kepala Program Keahlian



…………………………………
Pembimbing Sekolah



…………………………………




Mengetahui,
Kepala SMK Dampit





Dra. MAS’AMAH MUSLICH
                                                            NPA PGRI 1320180708




___________________________________________________________________________________
Format 3  Lembar Pengesahan DU/DI

LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI
TENTANG LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI BALAI DESA WAJAK
Alamat : Jl. Panglima Sudirman 167 Wajak


Tanggal Pelaksanaan : ………………………………………………..………..




Disetujui :

Tanggal : …………………………………………….

Oleh :


Kepala DU / DI


___________________________
           NIP.
Pembimbing DU / DI


___________________________
           NIP.



___________________________________________________________________________________ 
KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Aw. Wb

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang dilaksanakan pada tanggal 14 Januari – 27 April 2013 di Balai Desa Wajak.
Adapun Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini disusun sebagai bukti nyata bahwa penulis telah mengikuti dan melaksanakan Prakerin yang telah diwajibkan bagi siswa – siswi kejuruan SMK PGRI 01 DAMPIT.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini jauh dari sempurna baik dalam segi isi maupun tata cara penulisannya. Oleh karen itu penulis dapat menerima kritik dan saran yang akan membangun dari pembaca. Semoga apa yang penulis lakukan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb



DAFTAR ISI

1.        Lembar Pengesahan Praktek Kerja Industri oleh Sekolah
2.        Lembar Pengesahan Praktek Kerja Industri oleh Perusahaan (DU / DI)
3.        Lembar Asistensi
4.        Kata Pengantar
5.        Daftar Isi
6.        Isi Laporan
·       BAB I   :  PENDAHULUAN
1.1. Dasar Pelaksanaan Prakerin
1.2.  Pengertian Praktek Kerja Industri
1.3.  Tujuan Praktek Kerja Industri
·       BAB II            :  GAMBARAN UMUM DU/DI
2.1.  Sejarah Singkat DU/DI
2.2.  Stuktur Organisasi
2.3.  Bidang Usaha/Bidang Pekerjaan DU/DI
·       BAB III : PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
3.1.  Laporan Pekerjan Kelompok
3.2.  Laporan Pekerjaan Individu
·       BAB IV : PENUTUP
5.1.  Kesimpulan
5.2.  Saran




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 DASAR PELAKSANAAN PRAKERIN
Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan diluar proses belajar mengajar dan dilaksanakan pada suatu perusahaan / industri atau instansi yang relawan siswa dapat memperoleh pengalaman yang mencakup tinjauan tentang perusahaan, dan kegiatan – kegiatan praktek yang berhubungan langsung dengan teknologi baik perencanaan, pengelolaan maupun pelaksanaan atau oprasionalnya.
Pelaksanaan praktek kerja industri di tunjukkan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa dibidang teknologi, penyesuain diri dengan situasi yang sebenarnya mengumpulkan informasi dan menulis laporan yang berkaitan langsung dengan tujuan khusus.

1.2  PENGERTIAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah suatu bentuk penyelenggaraan keahlian profesional yang mengadukan secara sistematik program pendidikan di sekolah melalui kegiatan bekerja langsung didunia usaha maupun didunia industri untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.

1.3  TUJUAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
1.    Manghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian  yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau industri.
2.    Memperkokoh “Link dan Match” antara pihak sekolah dan dunia kerja atau industri.
3.    Meningkatkan efisien profesi pendidikan untuk pelatihan tenaga kerja terampil.
4.    Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari mengajar.



SEJARAH BERDIRINYA BALAI DESA WAJAK
           
Balai desa Wajak berdiri sejak tanggal 10 Oktober 1868. Dan Balai desa Wajak pertama kali dipimpin oleh ARISDI / GUNARDI DONO OETOMO pada tahun 1868 – 1884. Dan dari tahun ketahun dilanjutkan oleh  :
1.        AKOEP KARTO (1884 – 1910)
2.        ARIS SINDU / HJ. FATAH (1910 – 1926)
3.        ABD. FATAH (1926-1942)
4.        ABD. SAMAT (1942-1958)
5.        SOETOMO (1958-1974)
6.        KAMSUEN (1974-1990)
7.        SUCIPTO (1990-2007)
8.        DJAINURI (2007-2013)





Oleh : AITIK K.H



LAPORAN PEKERJAAN KELOMPOK

CARA MELAKUKAN ENTRY DATA KK :
1.        Klik Mozilla.
2.        Ketik email (www.prodeskel-pmd.web.id).
3.        Pilih / klik pmd prodeskel.
4.        Masukkan kode desa (3507110012).
5.        Pilih entry data kk.
6.        Masukkan data – data di kk.

Entry data kk adalah memasukkan nama – nama kepala kk beserta anggota keluarga dari  masing – masing daerah mulai dari alamat, RT / RW ke dalam prodekel  PMD.





Oleh : AITIK DAN DEPI



LAPORAN PEKERJAAN INDIVIDU

CARA MEMBUAT SKCK :
1.        Buka blangko – blangko.
2.        Pilih format SKCK.
3.        Pilih data YBS (yang bersangkutan).
4.        Masukkan data YBS.
5.        Pilih data orang tua.
6.        Masukkan data orang tua.
7.        Print.

PEGERTIAN SKCK :
SKCK adalah surat keterangan yang menerangkan bahwa orang tersebut benar – benar penduduk desa wajak dan benar – benar berkelakuan baik dan kedua orang tuanya tidak terbilat gerakan G 30 S-PKI. Surat ini di perlukan untuk melamar pekerjaan.





Oleh : AITIK K.H



LAPORAN PEKERJAAN INDIVIDU

CARA MEMBUAT SURAT KETERANGAN PENDUDUK :
1.        Buka blangko – blangko di dekstop.
2.        Pilih format keterangan penduduk.
3.        Masukkan data orang yang minta surat keterangan penduduk.

PENGERTIAN SURAT KETERANGAN PENDUDUK
Surat keterangan penduduk adalah surat yang menerangkan bahwa orang tersebut benar – benar penduduk desa Wajak dan sudah berusia 17 tahun ke atas, dan belum memiliki KTP. Surat ini digunakan untuk persyaratan menikah / mengambil uang dari bank BRI, dan lain – lain.





Oleh : DEPI. M.

___________________________________________________________________________________ 

LAMPIRAN PERATURAN DESA
NOMOR        : 02 Tahun 2012
TANGGAL    : 14 Februari 2012


BAGAN STUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN
DESA WAJAK
KECAMATAN WAJAK KABUPATEN MALANG


Sekian dulu contoh dari Prakerin, semoga bermanfaat bagi siswa yang sedang melakukan kegiatan prakerin.

[Read More...]


Categories

Recent Comments

Popular Posts

Return to top of page Copyright © 2011 | Opoisine